Nilai Ujian

Apa Itu SKS dan KRS?

Diposting pada
Nilai Ujian

Sebelum memasuki dunia perkuliahan, ada baiknya Anda mengetahui istilah-istilah yang terdapat di dalamnya. Hal ini akan sangat membantu Anda memahami mekanisme dan sistem perkuliahan yang akan sangat mendukung kelancaran studi Anda.

Pada tulisan ini akan dibahas istilah SKS dan KRS yang akan sangat dekat bersentuhan dengan Anda kelak. Berikut penjelasan mengenai apa itu SKS dan KRS.

Apa Itu SKS?

SKS adalah singkatan dari Satuan Kredit Semester. Melalui sistem ini, mahasiswa dapat melakukan perencanaan mata kuliah apa yang akan diambil pada semester berjalan.

Perkecualian pada semester awal di mana sistem yang diterapkan adalah sistem paket. Pada semester awal, seluruh mahasiswa menjalani perkuliahan pada mata kuliah yang sama. Pemilihan mata kuliah baru akan berjalan pada semester kedua hingga semester akhir yang akan berbeda-beda oleh setiap mahasiswa.

Sistem SKS digunakan untuk mengukur:

  • Beban studi mahasiswa
  • Pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa
  • Usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap.
  • Usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar.

Contoh penggunaan SKS ini untuk mengetahui beban kuliah Anda selama masa studi. Katakanlah total SKS yang harus Anda ambil selama masa kuliah adalah 144 SKS. Di tiap semester rata-rata disyaratkan batas SKS yang diambil adalah sebesar 24 SKS.

Setiap mata kuliah memiliki SKS yang berbeda-beda. Untuk bobot yang berat berkisar antara 3 hingga 6 SKS, sementara mata kuliah yang ringan bobotnya adalah 2 SKS. Dari gambaran ini Anda dapat mengetahui berapa jumlah mata kuliah yang dapat Anda ambil di tiap semesternya.

Ketentuan Jumlah SKS

Perlu diingat bahwa ketentuan jumlah SKS yang dapat diambil tergantung pada nilai akademik Anda atau IP semester sebelumnya. IP yang tinggi akan memungkinkan Anda mengambil jumlah SKS yang lebih banyak dibandingkan IP yang rendah.

Baca juga:

Contohnya adalah apabila Anda memiliki nilai >3.00 pada semester ganjil, maka Anda dapat mengambil maksimal 24 SKS pada semester genap berikutnya. Sementara apabila Anda memiliki IP <3.00 pada semester berikut maka Anda hanya dapat mengambil maksimal 21 SKS di semester berikutnya.

Melalui sistem SKS ini, secara jangka panjang Anda dapat mengetahui berapa lama Anda dapat menjalani kuliah hingga lulus, dengan catatan Anda tidak mengulang mata kuliah atau mengajukan cuti kuliah di tengah perkuliahan.

Di dalam setiap 1 SKS, terkandung beberapa bentuk kegiatan perkuliahan sebagai berikut:

  • 1 jam kegiatan kuliah terjadwal atau yang biasa disebut dengan kelas.
  • 1-2 jam tugas terstruktur yang direncanakan oleh dosen pengampu mata kuliah. Contohnya adalah tugas pekerjaan rumah, membuat artikel, membuat esai dan membuat referensi.

Apa Itu KRS?

KRS adalah singkatan dari Kartu Rencana Studi yang berisikan:

  • Identitas mahasiswa (Nama, Nomor Induk Mahasiswa dan tahun masuk atau Angkatan mahasiswa)
  • Jurusan dan Fakultas mahasiswa
  • Kode mata kuliah apa saja yang diambil
  • Judul mata kuliah apa saja yang diambil
  • Beban SKS mata kuliah tersebut.

KRS berfungsi sebagai informasi keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan pada semester akan berjalan. Data-data yang terdapat pada KRS akan menjadi data base kampus dalam kegiatan kuliah. Data-data tersebut akan diolah mulai dari sistem absensi hingga penilaian yang berujung pada IP atau Indeks Prestasi sebagai tolok ukur penilaian perkuliahan.

Dalam hal administrasi, pengisian KRS semester berjalan akan menjadi syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).

Selain masalah administrasi, KRS bagi mahasiswa memiliki manfaat sebagai persiapan memasuki perkuliahan. Anda dapat menentukan mata kuliah apa saja yang akan diambil sesuai dengan rencana pribadi Anda.

Sesuai namanya, KRS juga bermanfaat dalam perencanaan strategi dalam studi. Anda dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin terkait mata kuliah-mata kuliah yang Anda akan ambil. Anda dapat mengukur tingkat kesulitan, waktu yang dibutuhkan untuk belajar hingga hal-hal apa yang perlu disiapkan untuk menunjang kelancaran kuliah Anda.

KRS dapat memiliki nama yang berbeda-beda di beberapa perguruan tinggi. Misalkan di Universitas Indonesia (UI), KRS disebut dengan istilah IRS atau singkatan dari Isian Rencana Studi.

Lain pula di beberapa kampus lainnya yang menggunakan istilah berbeda seperti KPSM atau singkatan dari Kartu Perencanaan Studi Mahasiswa. Ada pula yang menggunakan istilah FRS atau singkatan dari Form Rencana Studi.

Baca juga:

Cara Pengisian KRS

Setelah mengetahui apa itu SKS dan KRS, hal selanjutnya yang penting adalah cara pengisian KRS. Cara mengisi KRS terdiri dari dua cara yaitu manual atau offline dan online. Berikut penjelasan keduanya:

Mengisi KRS Secara Offline

Pada cara pertama ini, pengisian dilakukan di kartu atau lembaran KRS yang berbentuk cetak. Anda harus menulis data-data yang diperlukan secara manual. Kemudian selanjutnya Anda menyerahkannya ke pihak administrasi fakultas untuk diproses lebih lanjut.

Seiring perkembangan teknologi, cara pengisian KRS secara manual ini sudah banyak ditinggalkan. Saat ini rata-rata kampus menyelenggarakan pengisian KRS secara online atau digital.

Mengisi KRS Secara Online

Kuliah Online

Cara pengisian KRS secara online ini terasa sangat praktis dan mudah. Namun perlu diperhatikan kekuatan jaringan internet saat Anda melakukan proses ini. Beban jaringan yang tinggi saat masa mengisi KRS yang serentak oleh seluruh mahasiswa dapat menyebabkan server menjadi down dan dapat menyebabkan terhambatnya proses pengisian.

Langkah pertama adalah masuk ke situs pengisian KRS di kampus Anda. Kemudian Anda harus login dengan akun yang sudah Anda miliki. Setiap kampus memiliki situs tersendiri dalam hal pengisian KRS ini. Rata-rata akses pengisian KRS terdapat pada website perguruan tinggi bersangkutan.

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dosen pembimbing akademik Anda. Terkadang Anda masih belum yakin dengan mata kuliah yang akan Anda ambil. Di sinilah peran dosen pembimbing akademik untuk memberikan gambaran dan saran atas rencana studi Anda tiap semesternya, selain sebagai pihak yang memberikan persetujuan atas KRS yang Anda isi.

Baca juga:

Hal lain yang perlu Anda perhatikan dalam pengisian KRS adalah mengisinya secara efektif dan efisien. Pengisian rencana studi ini biasanya dilakukan pada awal semester berjalan oleh seluruh mahasiswa.

Waktu yang diberikan untuk pengisian berbeda-beda di tiap kampus dengan rata-rata selama 1 minggu. Namun banyak terjadi akibat lalai dalam mengisi atau terlalu lama memikirkan perencanaan sehingga mahasiswa terlambat mengisi KRS sehingga berakibat pada hambatan dalam kegiatan perkuliahan.

Dengan sistem SKS dapat menyebabkan terjadinya pemusatan pilihan pada beberapa mata kuliah dibanding mata kuliah yang lain. Sementara kondisi daya tampung peserta kuliah terbatas. Inilah yang dapat menyebabkan Anda gagal mengikuti suatu mata kuliah, yaitu dikarenakan oleh keterlambatan Anda dalam mengisi KRS untuk diproses lebih lanjut oleh bagian administrasi kampus.

Penutup

Sekarang Anda sudah mengenal apa itu SKS dan KRS. Tentunya bayangan mengenai dunia perkuliahan sudah semakin jelas dengan memahami kedua istilah yang sangat populer di kalangan mahasiswa. Saatnya Anda mulai mempelajari istilah-istilah perkuliahan lainnya melalui tulisan-tulisan lain yang akan menyusul.